Hukum & KriminalPolitik & Pemerintahan

Gubernur Jatim Bungkam Soal Maraknya Pungutan Liar (Pungli) di SMAN/SMKN Kota Kediri

×

Gubernur Jatim Bungkam Soal Maraknya Pungutan Liar (Pungli) di SMAN/SMKN Kota Kediri

Sebarkan artikel ini
WhatsApp Image 2025 08 28 at 10.44.29

KediriKrisnaNusantara.com, Menyelidiki adanya dugaan “Pungli” di SMAN/SMKN Kota Kediri. Belum bayar bulanan, Siswa dipermalukan di grup. Dugaan “Pungli” di SMAN/SMKN di Kota Kediri, Khofifah hanya bungkam saja. Rabu (27/08/2025), dengan menyebar luasnya kabar tentang adanya dugaan pungli untuk para Siswa di Sekolah Negeri Kabupaten Kediri, yang terus beredar di masyarakat.

Gembar-gembor sekolah gratis, seakan-akan hanya omong kososng, tidak sesuai dengan harapan dan kenyataan. Pendidikan gratis di Jawa Timur, hanya semacam lelucon belaka yang tidak ada realitasnya. Meskipun sudah ada dana Bantuan Operasional Siswa (BOS) dari Pemerintah pusat dan dana Biaya Penunjang Operasional Penyelenggaraan Pendidikan (BPOPP) dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, “Pungli” seakan-akan masih terus berjalan.

Ironisnya Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur, bungkam waktu di konfirmasi dengan adanya pungli di SMAN /SMKN Kabupaten Kediri usai pertemuan di kantor Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jawa Timur di Kediri.

Istilah Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) sudah dihapus sejak beberapa tahun lalu, untuk mengesankan bahwa Pendidikan gratis. Namun, muncul sumbangan ke Wali Murid dengan istilah baru, yaitu “Sumbangan Sukarela”. Namun, jumlah ditentukan dan harus dibayarkan setiap bulan, sama persis dengan pola pembayaran SPP.

Kasus dugaan adanya “Pungli” terhadap para Siswa di Sekolah SMAN/SMKN di Jawa Timur, khususnya di Kabupaten Kediri. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, bungkam saja. Saat ditanya awak media terkait adanya dugaan “Pungutan Liar” atau “Pungli”, Khofifah menolak memberikan jawaban alias bungkam saja.

Khofifah hanya meminta agar wartawan konfirmasi ke komite. “Ke komite saja ya, ke komite,”ujar Khofifah, saat ditemui usai acara pertemuan di kantor Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jawa Timur di Kediri, sambil terus berjalan menuju ke mobilnya.

Beredarnya kabar tentang adanya dugaan “Pungli”, para Orang Tua Siswa SMAN/SMKN di Kabupaten Kediri itu, terjadi di hampir semua SMAN/SMKN. Hanya saja, jumlahnya berbeda-beda, sekitar Rp 125 ribu hingga Rp 150 ribu per Bulan/Siswa dengan berkedok “Bantuan Sukarela”.

Ada salah satu seorang Wali Siswa yang ditemui awak media mengaku pihaknya merasa keberatan dan terpaksa dengan adanya bantuan sukarela itu. Meskipun bunyinya “Sukarela”, tetapi kenyataannya ada sebuah “Paksaan”, karena dipaksa menulis pernyataan untuk bersedia membantu sekolah dengan nilai yang sudah ditentukan.

“Kalau sukarela itu kan semampunya, tetapi ini kan harus dibayar dengan nilai yang sudah ditentukan”,jelasnya.

Selain itu, jika belum membayar sumbangan bulanan, nama Siswa yang belum membayar itu diunggah di grup, kemudian ditandai siapa yang sudah membayar dan siapa yang belum membayar, seakan-akan mereka “Dipermalukan” di grup sekolah.

“Kan kita malu kalau diumumkan bahwa kita belum bayar. Kalau belum punya uang, setiap bulan bisa dipermalukan”,jelasnya.

Apa makna bungkamnya Khofifah terhadap dugaan adanya “Pungli” di SMAN/SMKN Kota Kediri? Apakah melakukan pembiaran? Apakah menyetujui ? apakah tidak mau tahu? Atau ada makna lain?  (ACH)

 

 

fer

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *