JOMBANG, Krisnanusantara.com– Jika biasanya jurnalis sibuk mengejar berita, kali ini giliran mereka yang menjadi pusat perhatian. Puluhan wartawan yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Olahraga (PWO) Kabupaten Jombang merayakan HUT ke-80 RI dengan cara yang tak biasa. Mereka menggelar acara silaturahmi yang dibalut lomba 17-an yang meriah dan penuh tawa di Kantor Kecamatan Jombang, Sabtu (30/8/2025).
Sejak pukul 16.00 WIB, suasana kantor yang biasanya formal berubah menjadi arena keceriaan. Anggota PWO mulai berdatangan, bukan dengan kamera atau alat perekam, melainkan dengan semangat kompetisi yang membara. Setelah sesi ramah tamah yang hangat, berbagai lomba unik pun dimulai. Ada lima kategori yang dipertandingkan: Lomba Rias Wajah, Oper Tepung, Tebak Gaya, Balap Karung Racing, dan yang paling ditunggu, Makan Kerupuk Diberi Sambal.
Sorak sorai dan gelak tawa tak henti-hentinya memecah kesunyian sore itu. Lomba Rias Wajah, misalnya, menjadi tontonan paling kocak. Para jurnalis, yang biasanya jeli mengamati detail, kini harus berjuang keras merias wajah rekan mereka dengan mata tertutup, menghasilkan riasan yang jauh dari sempurna namun sangat menghibur. Begitu pula dengan lomba Balap Karung Racing yang menguras energi dan Oper Tepung yang menguji kekompakan.

Dedy F Rosyadi, Ketua Panitia, tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. “Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Camat Jombang yang sudah memfasilitasi tempat dan semua fasilitas. Ini bukan hanya acara lomba, tapi ajang untuk mempererat kekompakan dan persaudaraan kami sebagai jurnalis. Semangat 17-an benar-benar terasa,” ujarnya.
Sandy Dolorosa, selaku Penanggung Jawab Acara, menambahkan bahwa meskipun tidak semua anggota bisa hadir karena padatnya liputan di momen kemerdekaan, antusiasme yang ada sudah sangat luar biasa. “Banyak teman-teman yang sedang meliput karnaval, gerak jalan, atau acara di kampung masing-masing. Tapi kehadiran mereka yang ada di sini menunjukkan betapa kuatnya rasa kekeluargaan di antara kami,” kata Sandy.
Acara ini menjadi bukti bahwa di balik tekanan pekerjaan, jurnalis juga butuh waktu untuk melepas penat dan bersenang-senang. Momen ini sekaligus menjadi pengingat bahwa di balik rivalitas media, ada tali persaudaraan yang kuat.
Puncak acara ditutup dengan penyerahan hadiah bagi para pemenang yang diserahkan langsung oleh panitia. Dengan kenangan manis dan hadiah di tangan, para jurnalis berharap kegiatan serupa bisa menjadi tradisi tahunan. (JF)