SIDOARJO, KrisnaNusantara.com – Semburan lumpur panas, bencana yang terjadi di kecamatan Porong, kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, kini hampir memasuki 17 tahun.
Kali pertama semburan muncul pada 29 Mei 2006 silam, di lokasi pengeboran minyak bumi Sumur Banjr Panji-1 (BJP-1), desa Renokenongo, kecamatan Porong, Sidoarjo.
Semburan lumpur panas ini merusak tatanan cukup parah. Belasan desa di sekitar semburan harus ditinggalkan warganya dan mencari tempat tinggal baru.
Tidak hanya itu, banyak warga kehilangan pekerjaan dan banyak pengusaha merugi secara finansial yang tidak sedikit, lantaran pabrik atau tempat usahanya terdampak bencana ini.
Meski dianggap musibah, namun di sisi lain semburan lumpur ini ternyata memiliki kandungan logam langka, di mana hal ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono menyampaikan, tahun 2019 lalu, Pusat Penelitian Pengembangan (Puslitbang) teknologi mineral, bagian dari Kementerian ESDM, melakukan kajian.
Hasilnya, lumpur tersebut memiliki kandungan Litium dan Stronsium cukup potensial dengan kadar 500 ppm dan 125 ppm.
Kedua unsur tersebut merupakan critical raw material yang bisa digunakan sebagai bahan baku pembuatan bahan baku baterai.
Sementara Stronsium bisa dipakai untuk bahan baku industri elektronik dan juga bahan baku dari kembang api.
Selain itu, juga ditemukan kandungan logam tanah jarang (rare earth element) namun tidak sebesar kandungan Litium dan Stronsium.
Kemudian Badan Geologi dari Kementerian ESDM menindaklanjuti dengan melakukan penelitian umum pada tahun 2020.
Dari penelitian itu, ditemukan unsur Litium dengan kadar 99,26 – 280,46 ppm dan unsur Stronsium dengan kadar 255 – 650 ppm.
Dan ditemukannya unsur logam tanah jarang dengan kadar relatif lebih rendah dan unsur Serium yang mendominasi.
Berdasarkan penyelidikan umum itu, ditemukan potensi sumber daya Litium rentan sekitar 486 – 960 Ton, dan sumber daya Stronsium berada di rentan sekitar 1411 – 2875 Ton.
Dari temuan umum tersebut, mulai tahun 2021, dilakukan penelitian lebih mendalam. dan hingga sekarang prosesnya masih berjalan. (*)