Jombang – KrisnaNusantara.com, “Tegas-Bersih-Responsif” adalah tiga kata yang menggambarkan semangat kerja PJ Bupati Jombang, Sugiat S.Sos., M.Psi., T. berkomitmen untuk menegakkan peraturan perundang-undangan di wilayah Kabupaten Jombang, termasuk Undang-undang terkait cukai.
Dengan didampingi oleh PJ Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Jombang, Yayuk Dwi Irawanti Sugiat S.Pd., Sugiat memimpin langsung acara Sosialisasi Ketentuan Perundang-Undangan di Bidang Cukai dalam rangka Penutupan TMMD ke-120 di Lapangan Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam pada Selasa, (04/06/2024).
Turut hadir dalam Gebyar Panggung Prajurit antara lain, Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) tipe madya Cukai Kediri beserta jajaran, serta Forkopimda Kabupaten Jombang, Sekretaris Daerah Kabupaten Jombang, Staf Ahli, Asisten dan Kepala OPD lingkup Pemkab Jombang, Camat dan Forkopimcam Kecamatan Wonosalam, Ngoro, Mojowarno, dan Bareng, dan Kepala Desa di lingkup Kecamatan Wonosalam.
Menurut Dansatgas TMMD, Letkol Kav Devit Eko Junanto dari Dandim 0814 Jombang menyampaikan bahwa tujuan praktis sosialisasi ini adalah untuk mencegah agar negara tidak mengalami kerugian karena adanya rokok ilegal. TNI-AD menghimbau masyarakat, terutama warga Wonosalam untuk bersama-sama memberantas rokok ilegal.
“Ketika sosialisasi kita gencarkan, masyarakat dapat menambah ilmu pengetahuan dan bisa membedakan mana rokok legal dan ilegal. Jika sudah tahu itu termasuk ilegal, bisa menginformasikan ke pihak yang berwenang, ucap Letkol Kav Devit Eko Junanto.
Dalam kesempatan ini, PJ Bupati Jombang mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam TMMD ke-120. Acara ini tidak lepas dari dukungan TNI, KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri, jajaran pemerintahan Kabupaten Jombang, perangkat desa, serta masyarakat yang berpartisipasi aktif menyukseskan program ini.
“Kegiatan TMMD ini bukan hanya tentang pembangunan fisik semata, tetapi juga tentang membangun semangat gotong royong, kebersamaan, dan solidaritas antar warga”, ujar Sugiat.
Selain kegiatan sosialisasi, masyarakat dihibur dengan penampilan Orkes Dangdut New Azkanada dan tarian Remo khas Jombang.
Sebuah konser orkes dangdut mengguncang Wonosalam dengan suasana sosialisasi yang semarak. Selain itu, masyarakat yang hadir juga sangat antusias menerima informasi tentang ketentuan perundang-Undangan di bidang cukai. Sosialisasi ini sangat penting karena peran strategis cukai dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung penerimaan negara.
“Kita perlu memahami konsekuensi hukum jika mengedarkan rokok ilegal, serta mengenali ciri-ciri rokok ilegal beserta cara melaporkannya”, pesan PJ Bupati Jombang.
Perlu diketahui, bahwa cukai yang kita bayar untuk pembelian rokok legal akan dikembalikan kepada kami dalam bentuk Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Ini sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.07/2021 tentang Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau. Dana ini digunakan untuk pembangunan wilayah, seperti pembangunan jalan, bantuan sosial, dan pemberdayaan masyarakat. Selain itu, DBHCHT juga digunakan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat melalui pelatihan keterampilan dan bantuan modal usaha.
“Peredaran rokok ilegal merugikan negara. Sebab rokok ilegal tidak dikenakan cukai, sehingga negara kehilangan pendapatan yang seharusnya bisa digunakan untuk pembangunan. Maka dari itu, Saya mengajak seluruh hadirin untuk bersama-sama Gempur Rokok Ilegal”, jelas Sugiat.
Penegak hukum selalu bekerja sama untuk memberntas rokok dengan cukai ilegal. Untuk memastikan pemberantasan yang efektif dan efisien, perlu ada kerja sama yang efektif.
Terakhir, PJ Bupati Jombang berkomitmen untuk terus memajukan Jombang dalam berbagai bidang, termasuk melawan rokok ilegal. Dia juga akan mendorong gerakan bangga produk lokal.
“Selama delapan bulan saya menjabat sebagai Penjabat Bupati, kami akan terus berupaya membangun Jombang. Kopi Wonosalam adalah salah satu contoh gerakan bangga produk lokal. Saat ini kita sedang membuat gerakan di cafe untuk membuat anak muda bangga dengan Kopi Wonosalam. Program ini mencakup 100 cangkir Kopi Wonosalam setiap minggu di kafe yang ditunjuk”, terang PJ Bupati.
Misi besar PJ Bupati yang terkenal dengan blusukan ke desa-desa, tidak hanya untuk mendorong gerakan bangga kopi Wonosalam, tetapi juga untuk mendorong gerakan bangga durian dan susu asli Wonosalam. Tujuan Gerakan-gerakan tersebut adalah untuk meningkatkan potensi pariwisata Wonosalam.
“Dengan mengembangkan wisata di Wonosalam, maka perekonomian masyarakat akan meningkat. Ini janji saya sebagai Penjabat Bupati”, kata PJ Bupati Jombang.
(Red)