Politik & Pemerintahan

Tuntaskan 5 Jembatan Utama, Dinas PUPR Jombang: “Satu Lagi Selesai Akhir Desember”

×

Tuntaskan 5 Jembatan Utama, Dinas PUPR Jombang: “Satu Lagi Selesai Akhir Desember”

Sebarkan artikel ini
jembatan ruas bulurejo gajah jombang
Jembatan ruas Bulurejo Kecamatan Diwek - Gajah Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, salah satu dari 6 jembatan yang direhab Dinas PUPR Jombang.

JOMBANG | KrisnaNusantara.com – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Jombang, terus meningkatkan kualitas infrastruktur sejumlah kecamatan.

Selain getol meningkatkan kualitas infrastuktur jalan, Dinas PUPR Jombang juga menangani sejumlah jembatan yang rusak dan tidak layak.

Tercatat, ada lima lokasi jembatan yang tersebar di lima kecamatan yang telah tuntas pengerjaannya.

Rinciannya, Jembatan ruas Bareng – Wonosalam dengan nilai proyek Rp 485.033.023. Pekerjaan ini dilaksanakan CV Karya Prima Nusantara selama 90 hari kalender, sejak tanggal 3 Mei 2023.

Rehabilitasi jembatan ruas Sawiji – Alang-alang Caruban Kecamatan Jogoroto, yang anggarannya mencapai Rp 1.219.909.364. Proyek ini dikerjakan CV Hikma Karya selama 120 hari kalender, mulai tanggal 3 Mei 2023.

Kemudian, jembatan ruas Sugihwaras – Kertorejo, Kecamatan Ngoro. Nilai proyek ini sebesar Rp 938.469.583. Sedangkan pelaksana proyek adalah CV Karya Prima Nusantara yang dikerjakan selama 120 hari kalender, mulai tanggal 3 Mei 2023.

Rehabilitasi jembatan ruas Bulurejo Kecamatan Diwek – Gajah Kecamatan Ngoro senilai Rp 1.302.312.740. Proyek ini dilaksanakan CV Randumas Multi Konstruksi yang dikerjakan mulai tanggal 5 Mei 2023 selama 120 hari kalender.

Dan rehabilitasi jembatan ruas Kwaron – Watugaluh Kecamatan Diwek yang dikerjakan CV Randumas Multi Konstruksi selama 120 hari kalender mulai tanggal 20 Juli 2023. Sedangkan anggaran proyeknya, sebesar Rp 415.582.461.

Kepala Dinas PUPR Jombang, Bayu Pancoroadi mengatakan, tahun ini sedikitnya lima dari 6 (enam) paket rehabilitasi jembatan tuntas dilaksanakan.

Hanya proyek rehabilitasi jembatan ruas Pojokklitih – Tondowesi saja yang belum selesai. Pihaknya menyatakan, proyek ini bakal tuntas pada akhir Desember 2023 mendatang.

“Seluruh proyek rehabilitasi jembatan ada enam paket ya. Untuk lima paket sudah selesai dan ada serah-terima lima proyek jembatan. Untuk jembatan Pojokklitih – Tondowesi masih pengerjaan,” urai Bayu.

Bayu menambahkan, perbaikan jembatan antar desa dan kecamatan tersebut berdasarkan aduan masyarakat yang sebelumnya diterima PUPR.

Dan saat ditinjau, kondisinya memang rusak dan tak layak. Di antaranya jalannya berlubang, aspal retak-retak dan diprediksi berbahaya jika dilalui kendaraan.

“Seluruh jembatan yang lama, kami bongkar dan direhab dengan konstruksi baru,” timpal Agung Setiadji, Kabid Bina Marga menambah keterangan Bayu.

Bayu menjelaskan, selain dibangun dengan konstruksi baru, permukaan jembatan tak luput dari upaya pelebaran. Sebab, seluruh jembatan yang direhabilitasi memiliki lebar yang tidak sama dengan jalan.

“Satu contoh, jembatan ruas Bareng – Wonosalam, ya kita lebarkan. Awalnya lebarnya 3,5 meter, kemudian kita lebarkan dan sekarang menjadi 6 meter,” urai Bayu.

Perbaikan dengan kondisi nyaris serupa tersebut, juga dilakukan pada jembatan di ruas desa Pojokklitih – Tondowesi, Kecamatan Plandaan.

“Kondisi jembatan Pojokklitih terputus dan posisi jembatan sudah patah. Insya Allah di penghujung Desember 2023 ini sudah selesai dikerjakan, sesuai dengan target kami di Bidang Bina Marga menyelesaikan enam jembatan,” beber Bayu.

Khusus untuk jembatan ruas Pojokklitih – Tondowesi, tahun 2023 ini jembatan tersebut secara teknis mendapat penanganan berbeda dengan jembatan lainnya. Yakni tidak lagi menggunakan konstruksi beton. Namun jembatan komposit, yaitu perpaduan konstruksi menggunakan baja dan beton.

Ditegaskan, Dinas PUPR Jombang selalu berkomitmen dalam monitoring (pengawasan) pekerjaan proyek di lapangan. Bayu optimistis, seluruh pekerjaan proyek rehabilitasi jembatan bisa tuntas on schedule atau tepat waktu.

“Saya atas nama Dinas PUPR mohon maaf sebesar-besarnya kepada warga sekitar proyek apabila merasa kurang nyaman dan aktifitasnya terganggu. Karena adanya rehabilitasi total jembatan. Tapi, setelah proyek selesai, arus lalu-lintas dan aktifitas perekonomian warga kami jamin akan normal dan lebih lancar karena jembatan lebih lebar dan tidak ada kerusakan lagi,” pungkas alumnus pascasarjana ITN Malang Manajemen Konstruksi ini. (beny)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *