Peristiwa

Imbas Penyegelan Ruko Simpang Tiga Jombang, Jemaat Gereja GAB Gelar Ibadah di Teras

×

Imbas Penyegelan Ruko Simpang Tiga Jombang, Jemaat Gereja GAB Gelar Ibadah di Teras

Sebarkan artikel ini
Gambar WhatsApp 2024 08 26 pukul 16.05.28 1eab9770
Imbas Penyegelan Ruko Simpang Tiga Jombang, Jemaat Gereja GAB Gelar Ibadah di Teras

KrisnaNusantara.com, Jemaat Gereja Allah Baik (GAB) Damai Sejahtera Jombang kini terpaksa melaksanakan ibadah rutin mingguan di teras Rumah Toko (Ruko) setelah adanya penyegelan Ruko Simpang Tiga yang dilakukan oleh Pemkab Jombang pada Senin (19/08/2024) lalu.

Jamaah gereja yang berlokasi di lantai dua bangunan Ruko Simpang Tiga yang beralamat di Jl. Gus Dur, Dusun Weru, Desa Mojongapit, Jombang tersebut terpaksa harus melakukan ibadah di teras Ruko dengan beralaskan tikar sehingga merasa hak beribadah dengan khusyuk sudah tak diperoleh lagi.

Pemkab melakukan penyegelan seluruh Ruko tak terkecuali ada tempat ibadah didalamnya, Pemkab beralasan hal itu merupakan upaya penyelamatan aset milik Pemkab Jombang sehingga semua harus dikosongkan.

“Para jemaat kami terpaksa harus beribadah di latar depan ruko. Kami sangat memohon kepada bapak Penjabat Bupati Jombang. Sekalipun dalam kondisi seperti ini kami tetap berjuang, karena kami percaya segala sesuatu yang kami kerjakan dilandasi kebenaran,” ujar Pendeta Paulus Heri Susanto saat diwawancarai usai ibadah di teras Ruko pada Minggu (25/08/2024).

Pendeta sekaligus pengusaha tersebut menginginkan Pemkab Jombang lebih bijak dalam mengambil langkah, apalagi saat ini statusnya masih belum inkrah masih proses dalam gugatan.

“Saat ini proses hukum sedang berjalan. Akibat penggembokan ini, jemaat kami tidak bisa beribadah dengan khusyuk,” ujarnya.

Selama belum dibuka segel oleh Pemkab Jombang pihaknya akan tetap ibadah di teras ruko.

“Kegiatan Minggu pagi itu jam 9, kemudian di hari Senin, kegiatan gereja untuk jemaat wanita jam 6 sore. Di hari Rabu ada kegiatan kebaktian umum jam 6 sore juga. Kemudian hari Sabtu ada kebaktian pemuda dan hari Selasa doa puasa,” tandasnya.

Salah satu jemaat gereja, Anania Budi Yanuari menyebut jika dia terpaksa berdoa di teras ruko lantaran tak bisa masuk kedalam gereja.

Ia menjelaskan, saat ini tempat ibadah mereka yang berada di lantai dua Ruko Simpang Tiga tidak bisa digunakan. Dia mengaku sakit hati dan merasa dianak tirikan.

“Tentu saja kita sebagai umat beriman merasa sakit hati, merasa kaget merasa dianak tirikan, merasa kaya kita itu tidak ada harganya di mata mereka itu menurut saya,” ungkapnya.

Pihaknya berharap pemerintah meninjau kembali keputusan mereka untuk memberi kesempatan para jemaat bisa kembali menggelar ibadah di gereja dengan khusyuk, aman dan nyaman.

“Dengan kejadian ini karena kita sudah merdeka 79 tahun, Pemda bisa mengoreksi lagi agar tindakannya kalau misalkan tidak tepat ini dibuka lagi. Kalau ada tendensi lain tanah diambil itu kita bisa diberi kesempatan. Sebagai jemaat orang kecil sakit hati juga, merasa tertindas juga sakit hati, juga kayaknya kita tidak di orangkan karena kita ini negara Pancasila,” tutupnya.

 

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *