Kenduren Wonosalam 2025 sebuah acara yang merepresentasikan bentuk syukur atas hasil bumi yang ada di Wonosalam Jombang sebagai nilai komoditi ekonomi yang istimewa yang juga mengenalkan atau promosi tentang Desa – Kecamatan Wonosalam yang berada di Kabupaten Jombang lengkap dengan struktur budaya yang ada
Minggu 23 Februari 2025. Desa Wonosalam Kabupaten Jombang merupakan daerah perkebunan yang memiliki topografi dataran tinggi pegungungan. Selain dikenal dengan udaranya yang sejuk bahkan cenderung dingin, Desa ini selalu menjadi tujuan masyarakat dari luar Wonosalam untuk sekedar melepas lelah dari rutinitas bahkan mencari inspirasi untuk memersiapkan target capaian hidup di kemudian hari.
Tetapi ada yang beda di Minggu pagi itu, Wonosalam terpantau sibuk sejak tiga hari sebelumnya bahkan secara konseptual pembicaraan dan perumusan telah mengalami beberapa kali penyesuaian. Tampak kehidupan yang asri dan penuh keceriaan dengan tawa, senyuman yang istimewa, bahkan komunikasi sosial peradaban baru muncul di sana.
Akulturasi peradaban dari berbagai penjuru dengan penduduk ashli terlihat dan terasa sangat damai dan romantis. Cuaca yang sangat sejuk dengan sedikit mendung, membuat anugerah Tuhan sangat nampak dan terasa istimewa tidak pernah kita menemuinya pada kehidupan sebelumnya.
Selain itu, jka dilihat dari struktur pemerintahan, sangat terasa fungsi dan peranan Dinas Pemerintah Daerah sebagaimana yang seharusnya terjadi yang merupakan tujuan dari mereka dibentuk. Saling melayani, membantu dan berbagi ceria dengan ekspresi bahagia. Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DISDAGRIN) contohnya, hadir bersama dan untuk masyarakat.
Masyarakat berjalan – jalan pagi menikmati keindahan alam yang sangat natural dan penduduk lokal tampak sibuk memersiapkan acara yang akan diselengggarakan untuk membagi anugrah tuhan kepada siapa saja dan semua yang berada di Wonosalam hari itu.
Acara itu disebut “Kenduren Wonosalam”, makna kenduren yang sebagaimana berlaku di budaya tradisi bangsa yaitu berkumpul bersama untuk menikmati segala pemberian Tuhan yang telah dimiliki dengan makan dan minum bersama yang penuh kenikmatan tanpa beban karena di dalamnya berangkat dan didasari dengan keikhlasan yagn luar biasa atas kuasa dan berkah Tuhan Yang Maha Kuasa.
Akan tetapi yang menjadi spesial dan istimewa moment itu adalah ‘kenduren’ untuk menikmati bersama buah Durian yang merupakan hasil bumi asli Wonosalam dalam varian dan jenis buah durian yang ada di Indonesia, dn sangat berlimpah hingga menghadirkan masyarakat luas.
Pukul 07.00 WIB Wonosalam sudah dipenenuhi lapisan masyarakat dan lalu lintas menjadi cukup ramai yang dilengkapi dengan hingar bingar musik dalam kemasan sound system yang menggelegar menggetarkan semua lapisan alam. Rombongan aparat keamanan mulai dari Polisi, Banser, Hansip, hingga pemangku agama nampak disiagakan dalam event besar yang menyedot perhatian masyarakat luas.
Untuk mengurai keramaian atau bahkan melengkapi kebahagiaan masyarakat yang hadir, Dinas Pedangan dan Perindustrian pun hadir dan membuka pelayanan kepada semua yang terlibat yang mengusung tujuan ‘dari masyarakat untuk masyarkat.
Stand Pameran DISDAGRIN Jombang terletak di plataran Mushola Koramil Wonosalam dan diisi oleh pelaku usaha lokal wonosalam dengan menuguhkan produk unggluannya termasuk juga hasil kebun yang merupakan bagian dari hasil bumi yang itu merupakan produk unggulan di daerah pegunungan yang jauh dari karakter peradaban modern.
Selain itu, dukungan dari mitra atau usaha binaan Jombang Kuliner juga hadir langsung dalam program tersebut selain menjadi menu fasilitas DISDAGRIN dalam Kenduren Wonosalam. Jokul menyediakan sarapan (makan pagi) yang khas dengan sarapan kebanyakan orang Jombang seperti: Pecel, Soto, Lodeh, Rawon, dan juga nasi jagung yang juga milik Wonosalam.
Produk unggulan yang spesial karena hanya satu-satunya jenis kopi yang dikembangkan di Wonosalam yaitu Kopi Excelsa di pagi yang penuh keceriaan tersebut disajikan ala sajian kopi keluarga (bukan cafe) oleh AKW (Asosiasi Kopi Wonosalam).
Kenduraen Wonosalam dibuka oleh Wakil Bupati Jombang Gus Salmanudin di lapangan Wonosalam dimana diletakkannya tummpeng besar sebagai simbol dari Keduren Wonosalam. Yang kemudian akan dilanjutkan kirab tumpeng hasil bumi dari 9 (sembilan) Desa yang ada di Kecamatan menuju lapangan untuk kemudian dibagi semua ke Masyarakat yang hadir.
Demi menekan resiko yang disebabkan tingginya anemo masyarakat Jombang dan sekitarnya, untuk masyarakat yang tidak ingin berebut tumpeng tapi tetap ingin dapat Duriannya secara gratis, panitia menyediakan ratusan kupon untuk dituker dengan satu buah Durian gratis pasca acara.
Luasnya lapangan Wonosalam tidak mampu membendung kegembiraan dan keceriaan masyarakat dalam pesta durian atau menikmati durian besar-besaran. Meskipun disampaikan oleh Ketua panita Kenduren Wonosalam bahwa panen durian wonosalam tahun ini hanya 30% dari jumlah tanamnya, stock durian untuk acara Kenduren masih bisa tercukupi.
Meski demikian, ribuan masyarakat tetap antusias dan terus berdatangan untuk bisa menjadi bagian dari Pesta dalam Kenduren Wonosalam 2025, sebanyak dua ribuan durian telah terbagikan dengan merata ke semuanya yang hadir baik melalui kupon yang disediakan ataupun dengan berebut tumpeng durian dan yang bagus lagi tidak ada korban jiwa karena semua berjalan dengan gembira juga antara Pemerintah Kab. Jombang, Panitita Kenduren Wonosalam dan Masyarakat yang hadir bisa bekerjasama dengan bagus.
Tahun berikutnya semoga masa tanam durian di Wonosalam bisa lebih lancar lagi sehingga pada saat panen pun juga sama dan harapan kita semua pastilah lebih baik dan merata kualitasnya. Sampai ketemu lagi di Kenduren Wonosalam 2026.
