JOMBANG | KrisnaNusantara.com – Aksi tanam bibit pohon terus digalakkan Pemkab Jombang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat.
Kali ini, aksi tanam pohon dipusatkan di Balai Ageng Giri Kedaton Kampung Adat Segunung di desa Carangwulung, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Senin (13/11/ 2023) pagi.
“Kegiatan ini dalam rangka memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN), serta Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI),” kata Sugiat, Pj Bupati Jombang di lokasi.
Aksi tanam bibit pohon ini juga bersamaan dengan kegiatan Ruwatan Sumber Mata Air di kampung adat Segunung Kabupaten Jombang.
Menurutnya, kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian bumi beserta isinya.
Selain menanam bibit pohon, juga dilakukan aksi melepas aneka satwa burung ke alam bebas. Hal ini untuk menjaga populasi satwa serta ekosistem dan keseimbangan alam.
Aksi lepas satwa ini dipimpin langsung Pj Bupati Jombang bersama Forkopimda setempat, Administratur Perum KPH Perhutani Jombang, serta diikuti para Ketua Lembaga Pencinta Lingkungan, pejabat di lingkup Pemkab Jombang, PT Cheil Jedang Indonesia (CJI) Ploso, Bank Jatim dan para pelajar.
Dalam sambutannya, Pj Bupati Jombang Sugiat mengingatkan pentingnya arti dan manfaat hutan. Menurutnya, hutan memiliki peranan penting sebagai penyangga kehidupan dan sekaligus menyediakan hasil hutan kayu, hasil hutan bukan kayu, kebutuhan pangan, ketersediaan air, sumber energi dan jasa lingkungan lainnya.
“Termasuk sebagai penghasil oksigen, tempat rekreasi dan konservasi keanekaragaman hayati,” kata Sugiat.
Sugiat juga mengatakan, saat ini, kondisi hutan banyak mengalami alih fungsi. Sehingga banyak mengalami penurunan, baik jenis tanaman dan populasinya. Seperti tanaman tahunan maupun musiman serta hewan-hewan yang ada di dalamnya.
Kondisi ini, lanjut Sugiat, banyak terjadi di sebagian besar wilayah Kecamatan Wonosalam dan Bareng yang notabene merupakan daerah penyangga air untuk wilayah Jombang dan sekitarnya.
Sebagai indikatornya, jumlah sumber mata air yang tercatat di Kabupaten Jombang sebanyak 223, dan 70 persen di antaranya berada di Kecamatan Wonosalam.
Saat ini, banyak yang kondisinya mengalami penurunan kemampuan pasokan air. Debitnya terus merosot tajam. Sementara kebutuhan air terus meningkat. Baik kuantitas, kualitas, maupun kontinuitasnya.
“Kabupaten Jombang khususnya kecamatan Wonosalam dan Bareng sebagai daerah penyangga, harus selalu kita jaga dan rawat secara konkrit dalam upaya perbaikan pengelolaan sumberdaya air dan alam” tuturnya.
Kondisi ini, Sugiat menyebut, Pemkab Jombang secara khusus memberikan perhatian serta dukungan sebagai upaya perlindungan sumber mata air melalui kebijakan dan regulasi.
Yaitu dengan menerbitkan Perda Kabupaten Jombang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Mata Air, Penguatan Partisipasi Masyarakat, Edukasi serta dukungan Konservasi dan rehabilitasi lahan.
“Semuanya tidak akan ada artinya tanpa dukungan masyarakat yang setiap hari berinteraksi secara sosial dan ekonomi dengan kawasan hutan di Kecamatan Wonosalam ini,” urainya
Guna memperkuat dukungan dalam pengelolaan mata air, maka sesuai dengan amanah UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, Pemkab Jombang berkomitmen terus berkolaborasi dengan semua stakeholder dan seluruh masyarakat Wonosalam, lembaga pendidikan, kelompok-kelompok pegiat lingkungan dan juga pihak swasta di Kabupaten Jombang, untuk selalu menjaga dan melindungi mata air.
Caranya, yaitu dengan melakukan penambahan tutupan lahan atau rehabilitasi penanaman pohon di sekitar mata air atau sempadan air.

Selaras dengan upaya tersebut, kegiatan menjaga kearifan lokal juga tetap dilakukan. Yakni dengan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan mata air melalui budaya ruwatan 7 (tujuh) sumber mata air yang ada di Dusun Segunung.
Kegiatan ini juga dirangkai dengan purak tumpeng sego gulung. Yaitu nasi dibungkus daun pisang yang dahulu kala merupakan bekal untuk masuk hutan.
Sego gulung tersebut, juga merupakan salah satu menu khas kampung adat Segunung.
Sedangkan tujuan dari ruwatan ini, untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dalam pelestarian sumber mata air sebagai sumber utama kehidupan bagi makhluk hidup.
“Kami berharap pelaksanaan peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN), Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Ruwatan Sumber Mata Air hari ini, bisa mendorong dan memotivasi seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Jombang khususnya masyarakat Wonosalam, untuk terus menjaga dan melestarikannya,” pungkas Sugiat.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jombang, Miftahul Ulum mengungkapkan, seluruh bibit tanaman merupakan donasi dari PT Cheil Jedang Indonesia (CJI) Ploso dan Kelompok Pengelola Hutan Rakyat Sumber Sejahtera (KPHRSS).
“PT Cheil Jedang Indonesia memberikan bantuan bibit tanaman sebanyak 2 ribu bibit pohon jenis Mahoni, Trembesi, Palem dan Sengon. Ada lagi bantuan bibit tanaman sebanyak 100 bibit pohon jenis Durian, Alpukat, dan Nangka dari KPHRSS,” Ujar ulum.
Masih dalam rangkaian acara ini, Pj Bupati Jombang Sugiat juga menyerahkan bantuan sembako bagi masyarakat setempat, penyandang disabilitas, dan Kelompok Usaha Bersama.
Selanjutnya, penyerahan hadiah Lomba Adiwiyata untuk 18 sekolah, Lomba Kampung Beriman untuk 4 desa pemenang, di antaranya Desa Plandi, Desa DapurKejambon, Desa Kepatihan, dan Kelurahan Jombatan.
Dilanjutkan penyerahan Pemenang Proklim Utama untuk 2 Desa, yakni Dusun Mendiro, Desa Panglungan, Kecamatn Wonosalam, dan Dusun Sumberejo Desa Sumberejo, Kecamatan Wonosalam.
Kegiatan ini diakhiri dengan merilis Aplikasi Smart Kehati atau Aplikasi Assistant Virtual Guide dan Aplikasi Spot Foto Virtual. (ben/red)
