Jombang – KrisnaNusantara.com, Puasa Ramadhan akan segera tiba. Banyak orang yang sangat menantikannya dan bersiap-siap
dengan baik untuk menyambut bulan yang penuh berkah ini. Namun, bagaimana dengan individu yang menderita penyakit komorbid? Apakah aman bagi mereka untuk menjalankan ibadah puasa.
dr. Ngabila Salama, MKM, seorang Praktisi Kesehatan Masyarakat dan Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kemenkes RI, menjelaskan bahwa bagi pasien dengan komorbid seperti Diabetes Melitus (DM), puasa sebenarnya memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan.
“Ternyata puasa memiliki manfaat besar untuk kesehatan, terutama bagi pasien DM. Antara lain, dapat mengurangi kadar gula darah, menurunkan berat badan, melawan peradangan, meningkatkan fungsi otak, serta mencegah gangguan neurodegeneratif,” ucap Ngabila seperti
yang dilansir dari keterangan tertulisnya yang diperoleh dari MNC Portal Indonesia, Senin (4/3/2024).
Bukan cuma itu, Ngabila juga mengatakan dengan berpuasa jantung dapat menjadi lebih sehat sehingga mencegahnya terkena serangan jantung. Bahkan pada sebagian masyarakat mungkin akan merasakan tekanan darah mulai menurun secara signifikan serta diikuti dengan kadar
kolesterol total, kolesterol LDL, serta trigliserida darah yang juga ikut menurun.
Untuk itu, ada baiknya pada penderita DM sebaiknya melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu agar mengetahui tekanan darah, gula darah yang dimiliki. Pemeriksaan kadar glukosa darah apabila muncul gejala yang tidak biasa atau tanda hipoglikemia.
“Penyesuaian dosis dan jadwal pemberian obat atau insulin menurut anjuran dokter,” ucap Ngabila.
Berikut adalah tips berpuasa yang disarankan untuk penderita DM menurut Ngabila Salama:
1. Hindari makanan yang terlalu manis atau mengandung karbohidrat berlebihan saat sahur dan
berbuka. Hal ini bisa memicu hipoglikemia dengan cepat.
2. Pilih makanan berbuka seperti kurma, pisang, melon, pepaya, atau jenis buah lainnya.
3. Pastikan makan malam dan sahur mengandung gizi seimbang dengan tinggi serat sesuai konsep
isi piringku dari Kementerian Kesehatan RI. Bagian sayuran dan buah harus setengah porsi,
sedangkan setengahnya lagi adalah karbohidrat dan lauk tinggi protein hewani, dengan
kandungan gula, garam, dan lemak yang rendah.
4. Pilih camilan yang tidak terlalu manis sebelum tidur.
5. Jauhi aktivitas fisik yang berlebihan dan latihan fisik yang terlalu berat.
6. Jika kadar glukosa darah kurang dari 60 mg/dL atau melebihi 300 mg/dL saat puasa, sebaiknya
membatalkan puasa.
7. Segera berbuka dan pastikan makan sahur sebelum waktu imsak (saat memulai puasa).
8. Konsultasikan selalu dengan dokter dan tenaga kesehatan lain ketika menjalankan ibadah puasa.
(Ni’am)