Gus Sentot atau Syarif Hidayatullah, ST, M.MT. respon cepat permintaan aliansi pergerakan dan aktivis Mahasiswa Ekstra Kampus dalam kegiatan domonstrasi menolak pengesahan UU TNI oleh DPR-RI
Syarif Hidayatullah, ST, M.MT., atau yang dikenal akrab dengan sapaan Gus Sentot yang merupakan wakil DPRD dari Partai Demokrat respon cepat dengan berkoordinasi langsung dengan Kapolres Jombang untuk menerima para demonstran dan menjawab tuntutan mereka di Gedung DPRD Jombang. (29/03/2025)

Demonstrasi menolak pengesahan UU TNI oleh DPR-RI semula direncanakan pukul 15.00 WIB. Dalam Surat Pemberitahuan yang disampaikan oleh Aliansi Pergerakan dan Aktivis Mahasiswa Pergerakan Ekstra Kampus Kabupaten Jombang, mengundang seluruh lapisan masyarakat untuk turut serta dalam kegiatan Demo tersebut yang direncanakan di depan Gedung DPRD Jombang pada hari Minggu tersebut.
Gus Sentot menyambut baik aspirasi rakyat yang rencananya disampaikan oleh Demonstran tersebut, dan melakukan koordinasi dengan Kapolres dan jajarannya.

Pukul 15.00 WIB, Gus Sentot dengan Kartiyono (wakil FPKB) DPRD Jombang bersama Kapolres Jombang dan jajaran POLRES Jombang keluar dari Kantor DPRD Jombang dan berjalan ke depan untuk menyambut para demonstran.

Cuaca hujan gengan intensitas tidak menentu saat itu kemudian membuat Kapolres yang telah bersiap dengan sejumlah tim kepolisian dan Gus Sentot berteduh di Pos Penjagaan DPRD Jombang. Menurut informasi Satuan Patwal yang mengawal Long March aksi, para demonstran menahan langkahnya dengan berteduh karena hujan di Gedung Graha Media yang berjarak sekitar 300m dari DPRD Jombang.
Dan Demonstran yang mayoritas berasal dari Organisasi PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) ini akhirnya tiba di depan Gedung DPRD Jombang pukul 16.46 WIB. Dan kemudian menggelar aksinya.
Gus Sentot dan Kartiyono anggota DPRD Jombang didampingi oleh Kapolres dan Waka Polres Jombang beserta Tim Keamanan dari Polres Jombang siap menyambut para demonstran di depan pagar Gedung DPRD Jombang.
Demonstran yang berjumlah kurang dari 50 orang menggelar spanduk dan poster yang ditujukan ke DPR-RI atas sikapnya yang mengesahkan UU TNI dan disampaikan kepada DPRD Jombang sebagai perwakilan Wakil Rakyat di Daerah.
Mereka pun membakar ban bekas di tengah cuaca hujan ringan dan tetap melakukan orasi dengan menutup separuh jalan KH. Wahid Hasyim Kabupaten Jombang. Mereka menyampaikan kekecewaannya kepada DPRD Jombang yang tidak melakukan penolakan menurut mereka.

Dari semua tuntutan yang disampaikan, Muhammad Hidayatullah dari PMII menyatakan saat dalam sesi wawancara “tujuan dan inti demonstrasi adalah menolak penetapan UU TNI yang merujuk pada pengembalian Dwi Fungsi ABRI yang dulunya telah dihapus oleh Presiden ke 4 yaitu KH. Abdurrahman Wahid a.k.a Gusdur. Mereka berencana akan mengadakan aksi lanjutan hingga tuntutan mereka terpebuhi.”
POLRES JOMBANG melakukan pengamanan untuk menghindarkan adanya provokator dari luar demonstran menimbang lalu lintas yang digunakan demonstrasi tidak ditutup atau dialihkan. Sehingga rawan akan adanya chaos jika itu sampai terjadi.
Waktu pun menunjukkan pukul 17.25 WIB dan mendekati waktu berbuka puasa, Gus Sentot akhirnya mendekati demonstran dengan maju 5m dari garis terluar gedung DPRD untuk meminta hak bicara, karena sebelumnya dia menaarkan untuk para demonstran menawarkan menyampaikan tuntutannya di dalam Ruang Rapat Paripurna tetapi ditolak.
Respon dari Demonstran pun mengatakan “Ada yang sedang mencari popularitas nih, di depan ada kubangan air pun sampai harus melangkah karena sepatu nya mahal, padahal rakyatnya susah,” sindirannya kepada Gus Sentot.
Gus Sentot ingin segera mengakhiri drama mimbar jalanan ini dengan menjawab sindiran mereka dengan melepas sepatu dan menawarkan pada Demonstran untuk siapa yang mau memakainya dipersilahkan. Akan tetapi yang terjadi di luar dugaan, perwakilan demonstran pun mengambilnya dan meletakkan sepatu itu di kobaran api dari ban bekas yang terbakar.

Dengan kecewa Gus Sentot mengambilnya dan mengatakan “He jangan dibakar, saya tidak memermasalahkan sepatu ini kalian minta dan kalau tidak mau sebaiknya kasihkan kepada orang yang membutuhkan atau bisa dijual kemudian uangnya berikan ke masyarakat yang membutuhkan, jangan kalian bakar,” tegasnya.
“Saya dan kami semua bagian dari kalian juga masyarakat pada umumnya yaitu menolak UU TNI tersebut, akan tetapi mekanisme penolakan yang bisa kami sampaikan harus menunjukkan keterwakilan dari kehendak rakyat dan bukan dari pribadi yang bahkan bisa diindikasikan pesanan partai,” tegasnya sedikit emosional mengedukasi demonstran.
“Bukan kami kemudian menunggu kalian Demo dan menimbulkan conflict in interest, tadi kan sudah saya tawarkan untuk masuk audiensi dan menyampaikan tuntutan di dalam Paripurna yang kemudian tuntutan panjenengan (Bahasa: anda) semua tapi panjenengan semua memilih untuk berorasi dan bakar ban,” sampaikan kesepahaman tujuan dengan sikap yang berbeda oleh demonstran.
Adzan maghrib pun berkumandang dan demontrasi diakhiri dengan berbuka puasa bersama di jalan bersama seluruh awak media juga petugas keamanan dari POLRES JOMBANG yang terlibat.
(red.)