Jombang – KrisnaNusantara.com, Kabupaten Jombang kaya akan warisan sejarahnya, termasuk jejak-jejak berharga seperti sejarah Kerajaan Majapahit dan berbagai peninggalan lainnya. Untuk mempertahankan warisan sejarah ini, Pemerintah Kabupaten Jombang memberikan dukungan kepada acara peluncuran buku “Memetri Sejarah Desa Dukuhmojo”, yang diselenggarakan di Balai Desa Dukuhmojo pada hari Rabu, 17 Juli 2024.
Kepala Desa Dukuhmojo, H. Nur Aini Ruba’i, sangat menghargai kontribusi penulis dan semua pihak yang terlibat dalam penulisan buku ini. Menurutnya, peluncuran buku ini bisa menjadi tonggak sejarah, sebagaimana pepatah yang mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya. Dia berharap agar desa-desa lain dapat mengikuti jejak Dukuhmojo dengan menerbitkan sejarah mereka sendiri.
Kepala Desa Dukuhmojo, H. Nur Aini Ruba’i, mengapresiasi penulis dan semua pihak yang terlibat dalam penulisan buku ini. “Peluncuran buku ini bisa menjadi tonggak sejarah, seperti pepatah yang mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya. Semoga desa lain bisa mengikuti Dukuhmojo dengan menerbitkan sejarah desanya masing-masing,” ujar H. Nur Aini Ruba’i.
Pj Bupati Jombang Sugiat mengapresiasi semangat Kepala Desa Dukuhmojo. “Saya teringat ketika Kades datang menghadap ingin menerbitkan buku Memetri Sejarah Desa Dukuhmojo. Memetri berarti merawat atau uri-uri,” kata Pj Bupati Sugiat.
Pj Bupati Sugiat menjelaskan bahwa Desa Dukuhmojo memiliki sejarah panjang yang terkait erat dengan Kerajaan Majapahit. Menurut sumber sejarah, desa ini dulunya adalah hutan belantara yang dibuka oleh para punggawa Kerajaan Majapahit. Salah satu tokoh penting adalah Mbah Hasan Joleno, yang dengan gigih membuka hutan dan menciptakan permukiman. Cerita ini bukan hanya sebuah kisah, tetapi bagian dari identitas warga Jombang.
“Mungkin semua desa di Jombang seperti itu, dibuka oleh leluhur dan ditinggalkan dengan ikon pohon yang sering menjadi tempat sedekah desa. Kita memperingati sejarah, bukan menyembah pohon, dan ini adalah cara kita menghargai leluhur,” tambah Pj Bupati Sugiat.
Buku “Memetri Sejarah Desa Dukuhmojo” selain mengingatkan kita pada sejarah desa, juga mengajarkan pentingnya menghargai perjuangan para pendahulu kita. Memahami sejarah desa membuat kita lebih menghargai dan mencintai tempat tinggal kita. Buku ini merekam sejarah sekaligus menandai pentingnya melestarikan warisan budaya dan sejarah desa kita.
Pj Bupati Jombang juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Dian Sukarno, pemerintah Desa Dukuhmojo, dan semua pihak yang telah bekerja keras untuk menyusun buku ini.
“Usaha ini sangat penting agar generasi mendatang dapat belajar dan menghargai sejarah desanya. Saya berharap, dengan adanya buku ini, seluruh warga Jombang, khususnya warga Desa Dukuhmojo, dapat lebih mengenal dan mencintai desanya. Sejarah yang kaya ini adalah kebanggaan kita semua yang harus terus diuri-uri,” kata Pj Bupati Jombang Sugiat.
“Barangkali desa-desa lain bisa mengikuti sehingga semua desa punya buku, dan nanti kita kumpulkan menjadi sejarah Jombang. Sehingga warga Jombang bangga dengan tempat tinggalnya,” tambahnya.
Pj Bupati Jombang Sugiat berharap buku “Memetri Sejarah Desa Dukuhmojo” dapat menjadi sumber pengetahuan yang bermanfaat bagi semua dan mendorong inovasi dalam pembangunan desa. Ia juga mengajak semua warga untuk mendukung, bersinergi, dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk memajukan Kabupaten Jombang.
Dukuhmojo menjadi bagian dari Ibukota Majapahit, ditandai dengan pepunden Dewi Kumodoningrat di Dusun Kemodo. Kawasan ini menjadi pusat seni berbasis Panji, terutama aktor dan aktrisnya. Sejarah lengkap mengenai Bhumi Kasepuhan, Kesejarahan Dukuhmojo, dan rekomendasi tetenger Dukuhmojo tertulis dengan jelas dalam buku karya Dian Sukarno ini.