HALMAHERA | KrisnaNusantara.com – Pesona alam bagian timur Indonesia, dikenal berhasil membius mata wisatawan.
Seperti di Maluku Utara pulau Halmahera, tepatnya di Kecamatan Galela. Di sana, terdapat wisata alam yang kerap disebut-sebut sebagai miniatur Raja Ampat.
Wisata alam yang mempesona ini dinamai Tanjung Bongo. Di wisata ini, mata anda akan dimanjakan oleh hamparan laut yang jernih dengan pulau-pulau kecil tersebar di sekelilingnya, lengkap dengan pepohonan hijau segar yang tumbuh di atasnya.
Perpaduan pepohonan hijau dan luasnya langit biru yang dihadapkan dengan jernihnya air laut, memantulkan warna hijau tosca yang sangat cantik sepanjang mata memandang hamparan laut di Tanjung Bongo ini.
Bukan hanya itu, air lautnya yang sangat jernih membuat mata kita dapat menangkap keindahan biota laut yang ada di dalamnya. Terumbu-terumbu karang, ikan-ikan beraneka ragam jenis dan ukuran, membuat Tanjung Bongo juga menjadi tempat yang tepat untuk diving dan snorkeling menikmati surga bawah lautnya.
Bagi yang ingin menikmati liburannya di sini, bisa menuju ke Kota Ternate terlebih dahulu. Kemudian dari sana pengunjung menempuh perjalanan laut dan darat selama kurang lebih 6 jam.
Untuk perjalanan laut, dari Ternate ke Pelabuhan Sofifi Halmahera Barat, pegunjung bisa menaiki kapal feri dari Pelabuhan Bastiong Ternate selama kurang lebih 2 jam dengan tiket 35 ribu per orang.
Untuk perjalanan yang lebih singkat, pengunjung juga bisa memilih menaiki kapal speed dari Pelabuhan Mangga Dua Ternate selama 40 menit dengan biaya Rp 50 ribu per orang.
Sesampainya di Sofifi dilanjutkan perjalanan darat selama kurang lebih 4 jam untuk sampai ke Kecamatan Galela. Pengunjung menaiki kendaraan roda empat dengan biaya sewa sekitar Rp 350 ribu sampai 500 ribu.
Setibanya di Galela, pengunjung masih harus menyeberang ke lokasi Tanjung Bongo pakai perahu nelayan selama 5 menit dengan biaya Rp 20 ribu per orang (pergi-pulang).
Lelahnya perjalanan panjang tersebut, akan terobati setelah menyaksikan sendiri keindahan pesona Tanjung Bongo, miniatur Raja Ampat yang tak ternilai harganya.

Sejak menjadi sorotan dan banyak dikenalkan di media sosial (Medsos), Tanjung Bango tidak pernah sepi dari pengunjung.
Sayangnya, pada akhir 2023 ini, tampaknya Tanjung Bongo terlihat sepi. Jembatan kayu yang digunakan sebagai akses untuk berjalan menikmati titik-titik yang disediakan sebagai spot foto juga sudah tidak lagi terawat. Banyak kayu-kayu jembatan yang sudah lapuk dan rapuh sehingga pengunjung merasa kesulitan berjalan di atasnya.
Liana (36), salah satu pengunjung mengaku, merasakan perbedaan Tanjung Bongo kali ini dengan kunjungan sebelumnya di tahun 2021. Terakhir, dia mengatakan berwisata ke Tangjung Bango pada Oktober 2023 lalu.
“Dulu saya ke sini masih ramai pengunjung dan jembatannya masih bagus. Sekarang sudah sepi dan banyak yang rapuh kayu jembatannya, saya sampai takut dan harus setengah merangkak untuk melewati anak tangga,” tuturnya.
Keindahan alam Tanjung Bongo ini memang sudah seharusnya diikuti dengan pemeliharaan secara maksimal.
Dinas Pariwisata Kabupaten Halmahera Utara dan Dinas Pariwisata Provinsi Maluku Utara diharapkan mampu menaruh perhatian lebih terkait pemeliharaan infrastruktur wisata-wisata alam yang ada juga menggalang promosi yang sedemikian rupa agar keindahan-keindahannya tidak hanya tinggal kenangan. (*)
Jadi pengen snorkling 🤤