JOMBANG, KrisnaNusantara.com – Di kabupaten Jombang, terdapat sebuah dusun yang kini dikenal sebagai penghasil tahu terbesar.
Produksi penganan berbahan dasar kedelai ini, malah menembus hingga luar kabupaten Jombang, seperti kabupaten tetangga sampai Surabaya.
Ya, namanya dusun Bapang. Sebuah dusun yang berada dalam naungan administratif desa Sumbermulyo, kecamatan Jogoroto.
Di balik kesuksesannya menjadi daerah produsen tahu terbesar di Jombang saat ini, rupanya ada kisah inspiratif ketika tahu mulai diproduksi di dusun Bapang.
Industri tahu di dusun Bapang, pertama kali dicetuskan oleh salah satu keluarga Kasiran, pada tahun 1955 silam.
Kala itu, proses pembuatan tahu masih menggunakan alat sederhana. Sebab itu, tahu yang dihasilkan home industri keluarga Kasiran kala itu, masih untuk memenuhi kebutuhan warga Jombang.
Pemasaran tahu di awal perjuangannya, terbilang tidak mudah. Mereka menjual tahu tersebut ke tempat-tempat keramaian, seperti terminal dan pasar tradisional. Bahkan, berjualan keliling menggunakan sepeda onthel.
Pelan namun pasti, pangsa pasar tahu hasil produksi keluarga Kasiran mulai berkembang. Permintaan pasar terhadap tahu, mulai makin banyak.
Kondisi ini mulai ditangkap keluarga Kasiran untuk menambah dan mengembangkan produksi tahunya. Tanpa mengurangi kualitas yang sudah diakui pasar.
Bak gayung bersambut, sejumlah warga dusun Bapang juga mulai melirik potensi tahu. Mereka pun ikut bekerja di home industri tahu milik keluarga Kasiran.
Hingga kemudian, tahu produksi keluarga Kasiran ini makin diterima pasar. Permintaan terhadap kebutuhan tahu, makin meluas. Sehingga, sejumlah warga dusun Bapang mulai mengikuti jejak keluarga Kasiran, menjadi pengusaha tahu.
Berbekal keterampilan dan kemampuan yang mereka dapatkan dari keluarga tersebut, sejumlah dari mereka pun memutuskan mendirikan home industri sendiri. Alhasil, jumlah produsen tahu di dusun Bapang saat itu, mulai tumbuh.
Tahun 2002, sejak dibukanya pabrik tahu milik M Shorikin, tahu di dusun Bapang mulai diproduksi dengan skala cukup besar.
Pabrik tahu tersebut, menggunakan alat penggilingan dan penyaringan yang jauh lebih canggih dari sebelumnya.
Selain itu, dia juga menjadi pionir pengembangan berbagai jenis olahan tahu dan telah mendapat izin dari pemerintah.
Geliat produksi hingga pemasaran tahu, makin terasa signifikan di dusun Bapang. Tak hanya aktivitas pekerja di dalam home industri atau pabrik tahu, sejumlah kendaraan dengan muatan drum khas tahu, seolah tak pernah sepi.
Hingga saat ini, sedikitnya 80 persen warga dusun Bapang bergelut di industri tahu, dan penghasil makanan berbahan dasar kedelai.
Mulai dari yang berupa usaha rumahan hingga pabrik-pabrik dengan kepulan asap tipis di atasnya. (*)